Artikel, Event

Madrasah Al Hikam Memperingati Hari Peduli Sampah Nasional

Ibu Hj. Maftuhah Mustiqowati, M. Pd. bersama para siswa/siswi peserta EcoBrick. (22/02/2020)

Kita semua sepakat bahwa sampah merupakan masalah bagi bersama. Tanpa kita sadari negeri ini ternyata menjadi rangking 2 penghasil sampah di Dunia setelah Tiongkok. Pada tahun 2019 saja, produksi sampah plastik mencapai 175.000 ton setiap harinya. Dengan jumlah tersebut, sampah plastik di Indonesia diperkirakan mencapai 64 juta ton, bahkan lebih.

Dalam menanggulangi sampah plastik, Madrasah Al-Hikam yang beralamat di Jl. Masjid, Jatirejo, Kec. Diwek, Kab. Jombang, Jawa Timur menggelar “Peringatan Hari Peduli Sampah Nasional” dengan aksi kreatif dan inovatif bertajuk “Mengubah Polusi Menjadi Solusi”.

Peringatan yang diikuti oleh 250 civitas akademik siswa/siswi Madrasah Al-Hikam Jombang, didukung penuh dengan kehadiran Kasi Pendma Kemenag Jombang, Bapak M. Arif Hidayatullah, M. Pd., Ketua Pokjawas Kemenag, Bapak Drs. H. Ubaidillah, dan Ketua BMKS Jombang, Bapak H. A. Choiri.

Dengan dipimpin oleh Ketua Yayasan Mambaul Hikam, Bapak H. M. Irfan, M. HI., serta Pengawas Madrasah Al-Hikam, Bapak Asy’ari, M. Pd., dan Bapak H, Sunoto, M. Pd. Melakukan aksi bersih-bersih sepanjang Jl. Masjid, Jatirejo, Diwek, Jombang hingga Kawasan Makam Gus Dur (KMGD) dengan membawa 40 kantong sampah pada Jum’at (21 Februari 2020).

Kemudian pada hari berikutnya Sabtu (22 Februari 2020), Madrasah Al-Hikam mengadakan “WorkShop EcoBrick” bersama 29 Lembaga Pendidikan jenjang SD/MI dan SMP/MTs se-Kab. Jombang, sebagai upaya daur ulang sampah plastik yang menjadi momok mematikan bagi alam dan segala yang hidup di dalamnya.

Di zaman yang sudah modern dan seba praktis tentu sulit terhindar dari pengunaan plastik. Pengunaan yang tidak bijak telah menghantarkan negeri ini menjadi peringkat kedua penghasil sampah, plastik khususnya.

Ecobrick merupakan langkah minimum dalam menanggulangi hal tersebut, mengingat plastik jika dibakar akan mengotori udara, jika dibuang akan menghasilkan masalah baru di Tempat Pembungan Akhir (TPA) yang bahkan tercecer hingga ke sungai dan laut, serta menyebabkan ikan-ikan tercemar microplastic penyebab ‘kangker’ serta membunuh banyak biota laut lainnya.

Kepala Madrasah Al-Hikam, Ibu Hj. Maftuhah Mustiqowati, M. Pd., selaku tutor dalam kegiatan EcoBrick menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk merawat dan menjaga bumi dari sampah plastik. Beliau juga mengutarakan bahwa peran manusia sebagai Kholifah fi al-Ard (Pemimpin di Bumi) wajib menjaga segala yang diciptakan oleh Allah. Sebagaimana dalam QS Al-A’raf : 56;

وَلَا تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ بَعْدَ إِصْلَاحِهَا

“dan Jangan kalian membuat kerusakan di Bumi setelah (Allah) memperbaikinya…” (QS. Al-A’raf : 56).

Disamping bersih-bersih sampah lalu dilanjut Ecobrick, Madrasah Al-Hikam juga telah melakukan aksi pembuatan lubang Biopori di Kantor Kemenag Jombang pada Jum’at (14 Februari 2020), serta pada saat aksi bersih-bersih di sekitar KMGD. Tidak berhenti disitu, bulan mendatang Madrasah Al-Hikam juga akan membuatkan Lubang Biopori kepada lembaga yang ikut serta meriahkan Hari Peduli Sampah Nasional.

Langkah kongkret ini tidak lain merupakan aplikasi dari dakwah bi al-Hal (dengan tindakan). Bukan melulu berbicara ‘Air Suci mensucikan atau Kebersihan sebagian dari Iman’, namun bagaimana cara kita menjaga kesucian tersebut yang merupakan sarana vital menunjang Ibadah kita, dan kehidupan seluruh umat manusia.(Admin/RPDH)

Artikel, Event

RPDH Sowan PonPes. Manba’ul Hikam

Fahmi Saiyfuddin & Hj. Maftuhah Mustiqowati S.Ag., M.Pd.

Kamis (23/01/2020) pagi, Fahmi Saiyfuddin selaku perwakilan dari Rumah Pengetahuan Daulat Hijau (RPDH) melakukan sowan atau bersilaturahim ke Pondok Pesantren Manba’ul Hikam di Nanggungan, Jatirejo, Kec. Diwek, Kab. Jombang, Jawa Timur.

Sowan yang diterima oleh Hj. Maftuhah Mustiqowati S.Ag., M.Pd. atau yang lebih dikenal dengan Ibu Nyai Ika selaku pengurus serta pengasuh Pondok Pesantren Manba’ul Hikam ini disambut dengan ramah dan terbuka di halaman Joglo MA Manba’ul Hikam.

Sowan yang kami ingin mencari tahu, bagaimana pandangan serta kegiatan apa yang telah diimplementasikan Pondok tersebut dalam upaya menjaga lingkungan hidup yang hari ini menemukan titik prihatin.

Beliau mengutarakan bahwa kurangnya kesadaran pada lembaga pendidikan islam khusunya Pondok Pesantren, terkait kebersihan serta menjaga kelestarian lingkungan yang kian hari menimbulkan masalah di berbagai tempat, memotivasi untuk berinovasi mendidik santri-santrinya untuk terjun aktif dalam menjaga lingkungan.

Terlebih Islam sebagai Agama yang Rahmatan lil ‘Alamiin tentu menjunjung tinggi kebersihan dan nilai kesucian. Fakta ini diperkuat dengan dalil-dalil dalam Al-Qur’an, Hadits, Fikih, serta Ushul Fikih tentang kewajiban menjaga kebersihan. Namun minimnya kesadaran membuat fatwa tersebut belum dapat direalisasikan secara optimal, tutur Beliau.

Memperhatikan secara detail setiap sudut Pondok, Sekolah, serta sarana lain supaya terbebas dari sampah, mengawasi setiap santri untuk tertib dan disiplin membuang sampah pada tempatnya, serta sesuai dengan jenis sampah tersebut adalah hal yang tak bosan dilakukan Ibu Nyai Ika pada setiap harinya.

kemudian Beliau juga melakukan workshop ‘Ekobrik’ kepada para santri sebagai langkah minimun mendaur ulang sampah plastik. Mengingat Indonesia hari ini adalah penghasil sampah plastik terbanyak nomer 2 setalah China.

Dengan tekad gigih serta istiqomah dakwah menyuarakan kebersihan lingkungan di Pesantren, turut mengundang perhatian dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jombang, dan Aparatur Pemeritah Jombang, bahkan Menteri Lingkungan Hidup serta Kementerian Agama, untuk mendukung inovasi Pengasuh Ponpes Manba’ul Hikam supaya dikembangkan di lembaga Pesantren lainnya.

Ibu Nyai Ika juga mengungkapkan keprihatinan serta krtitik terhadap lembaga pendidikan islam, Pesantren khusunya, untuk seharusnya tumbuh kesadaran akan kebersihan lingkungan. Mengingat santri sebagai penerus estafet dakwah sang Nabi harus menjadi cerminan baik kelak saat sudah pulang dan turun bersama masyarakat.

Santri yang merupakan komunitas besar di Negeri ini seharusnya mengaplikasikan mahfuzhot “an-Nazhofah min al-Iman”: kebersihan sebagian dari iman, atau “at-Thohuur Syathru al-Iman”: Kesucian adalah Syarat Iman (HR. Muslim) diberbagai tempat. Sebagai bentuk amaliyah Islam Rahmatan lil ‘Alamiin dengan menjaga kelestarian Alam.

Karena tidak dapat dipungkiri manusialah penyebab daripada pengruskan alam, sebagaimana dalam QS. Ar-Rum: 41, Allah berfirman:

ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ

Telah nampak kerusakan di daratan dan di lautan disebabkan ulah tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). (QS. Ar-Rum: 41)

Dengan demkian, manusia itu sendirilah yang harus bertanggung jawab atas perbuatan yang mereka perbuat.

Maka sudah saatnya Pesantren, dan Santri sebagai wadah serta kaderisasi penerus ‘Dakwah Sang Nabi’ menjadi Pelopor serta Motor Penggerak menjaga kebersihan lingkungan demi kelestarian alam untuk keberlangsungan umat di masa yang akan datang. Aamiin. (Redaksi/RPDH)